Bukan Tanpa Alasan
Pagi sudah menampakan keteduhan dan semua masih sama, masih disini..
Tidak ada hal yang berbeda rasanya.
Yang berbeda sekarang sudah masuk bulan Ramadhan, bulan dimana umat muslim berlomba2 untuk mengumpulkan dikit demi sedikit pahala untuk dunia kekal nanti.
Keadaan ini masih sama, hati ini masih sama..
Hati yang selalu mengeluh akan semua yang terjadi kini.
Bukan kah manusia tak layak untuk terus2an mengeluh?
Mengeluhkan sesuatu yang tak pasti..
Mengeluhkan keadaan yang sudah terjadi :')
Awal yang kita saling tidak kenal, hanya sesekali bertemu di waktu itu..
Awal yang manis mungkin, dan kau dan saya dipertemukan kembali di tempat ini sekarang.
Di tempat mencari lembar demi lembar uang untuk masa depan kita masing2.
Awal yang masih sama, awal yang manis namun tak berakhir baik layaknya yang diharapkan.
Bukan karena saya ingin tapi sepertinya saya memang harus melakukan ini!!
Bagi saya kita cukup dekat, berteman dengan baik, membagi cerita satu sama lain.
Sebenarnya lebih sering saya yang curhat tapi anda selalu bercerita tentang masa lalu anda yang jauh lebih banyak pengalaman akan urusan hati.
Walau dengan suara lo yang agak pas2an,
lo selalu memenuhi keinginan gue buat denger lo nyanyi di telpon.
Entah itu yang membuat gue selalu nyuruh lo nyanyi lagu ini itu, tapi gue selalu hargain itu.
Bisa cek isi call record gue isinya suara lo doang, haha seru sih sebenernya apalagi denger suara lo yang kadang suka kehabisan napas di tengah2 lagu.
Lo mungkin salah satu sahabat gue yang paling paham maksud gue apa,
ngerti mau gue itu apa.
Tanpa diem aja udah bikin gue ketawa beb..
Haha iya beb, tanpa lo sadari lo suka panggil gue dengan sebutan itu.
Diawal saat semua keindahan itu hadir, ada perasaan lain.
Perasaan dimana bukan lagi butuh untuk sekedar seorang sahabat.
Tapi gue tau ini gak bakalan mungkin buat diterusin, gak akan mungkin bisa buat gue ngulangin kesalahan sama di masa lalu.
Kesalahan karena keegoisan gue, yang bisa nyakitin orang di sekitar.
Nyakitin yang udah lama lo milikin dan nyakitin yang gue milikin sekarang.
Lo udah terlalu baik, karena kebaikan lo itu orang2 diluar sana selalu mikir apa2 yang negatif ke lo.
Dan seakan2 gue selalu narik lo masuk ke dalam masalah gue.
Rasa disaat perasaan lain itu hadir mungkin sekarang sudah musnah.
Gue terlalu naif buat ngakuinnya, dan terlalu egois juga untuk ngakuinnya.
Apalagi sekarang gue selalu dicurigain yang macem2 sama dia,
dia yang lo bilang calon istri lo.
Disaat gue udah seutuhnya anggep lo sahabat gue malah ada pikiran negatif yang tertuju sama gue.
Agak nyelekit sih, tapi gue juga paham sama hati wanita.
Saat lo gak ngelakuin hal itu tapi malah orang lain ngira sebaliknya?
Terus apa yang harus gue lakuin? Ngebela diri?
Marah2 dan klarifikasi kenyataan yang bener itu seperti apa?
Sekarang gue lebih baik menjauh, ya kayaknya itu hal yang paling tepat gue lakuin.
Capek sama pikiran orang lain yang gak akan mungkin bisa kita rubah.
Intinya saya sudah berkali2 mencoba buat deket sama anda ya,
tapi anda selalu merespon negatif ke saya.
Saya maklum sih karena mungkin rasa sayang anda mengalahkan kecemburuan anda terhadap saya.
Tapi pertanyaannya, apakah anda yakin kalo manusia yang anda cintai harus diperlakukan seperti itu?
Semua orang punya hak bersosialisasi,
punya hak untuk berteman,
punya hak untuk menjalin persahabatan.
Dan dia juga punya privacy yang tak layak bagi seorang pacar untuk mengutak atik privacy apalagi membatasi dengan siapa dia berteman.
Saya berkata seperti itu bukan tanpa alasan..
Daun yang gugur itu gak akan pernah bisa untuk tumbuh di pohon lagi..
Yang sudah biarlah berlalu..
Berlalu bukan tanpa arti..
Ingat saya jangan saat kau butuh, saya pergi bukan tak ingin bersahabat denganmu.
Tapi karena ada hati yang harus kau jaga, bukan hati yang akan saya gores lagi..
Ini jalan saya, ini pilihan saya, untuk tidak mengusik hidup kalian berdua lagi..
Bukan tanpa alasan,
alasan yang pasti karena kebahagian sahabat lebih penting dari kebahagiaan saya sendiri.
Hingga nanti kamu tau,
Benar atau tidak pilihanku bersikap seperti ini..
Dan agar kamu tau,
Benar atau tidak pilihanmu menjatuhkan hati ke dia..
Tidak ada hal yang berbeda rasanya.
Yang berbeda sekarang sudah masuk bulan Ramadhan, bulan dimana umat muslim berlomba2 untuk mengumpulkan dikit demi sedikit pahala untuk dunia kekal nanti.
Keadaan ini masih sama, hati ini masih sama..
Hati yang selalu mengeluh akan semua yang terjadi kini.
Bukan kah manusia tak layak untuk terus2an mengeluh?
Mengeluhkan sesuatu yang tak pasti..
Mengeluhkan keadaan yang sudah terjadi :')
Awal yang kita saling tidak kenal, hanya sesekali bertemu di waktu itu..
Awal yang manis mungkin, dan kau dan saya dipertemukan kembali di tempat ini sekarang.
Di tempat mencari lembar demi lembar uang untuk masa depan kita masing2.
Awal yang masih sama, awal yang manis namun tak berakhir baik layaknya yang diharapkan.
Bukan karena saya ingin tapi sepertinya saya memang harus melakukan ini!!
Bagi saya kita cukup dekat, berteman dengan baik, membagi cerita satu sama lain.
Sebenarnya lebih sering saya yang curhat tapi anda selalu bercerita tentang masa lalu anda yang jauh lebih banyak pengalaman akan urusan hati.
Walau dengan suara lo yang agak pas2an,
lo selalu memenuhi keinginan gue buat denger lo nyanyi di telpon.
Entah itu yang membuat gue selalu nyuruh lo nyanyi lagu ini itu, tapi gue selalu hargain itu.
Bisa cek isi call record gue isinya suara lo doang, haha seru sih sebenernya apalagi denger suara lo yang kadang suka kehabisan napas di tengah2 lagu.
Lo mungkin salah satu sahabat gue yang paling paham maksud gue apa,
ngerti mau gue itu apa.
Tanpa diem aja udah bikin gue ketawa beb..
Haha iya beb, tanpa lo sadari lo suka panggil gue dengan sebutan itu.
Diawal saat semua keindahan itu hadir, ada perasaan lain.
Perasaan dimana bukan lagi butuh untuk sekedar seorang sahabat.
Tapi gue tau ini gak bakalan mungkin buat diterusin, gak akan mungkin bisa buat gue ngulangin kesalahan sama di masa lalu.
Kesalahan karena keegoisan gue, yang bisa nyakitin orang di sekitar.
Nyakitin yang udah lama lo milikin dan nyakitin yang gue milikin sekarang.
Lo udah terlalu baik, karena kebaikan lo itu orang2 diluar sana selalu mikir apa2 yang negatif ke lo.
Dan seakan2 gue selalu narik lo masuk ke dalam masalah gue.
Rasa disaat perasaan lain itu hadir mungkin sekarang sudah musnah.
Gue terlalu naif buat ngakuinnya, dan terlalu egois juga untuk ngakuinnya.
Apalagi sekarang gue selalu dicurigain yang macem2 sama dia,
dia yang lo bilang calon istri lo.
Disaat gue udah seutuhnya anggep lo sahabat gue malah ada pikiran negatif yang tertuju sama gue.
Agak nyelekit sih, tapi gue juga paham sama hati wanita.
Saat lo gak ngelakuin hal itu tapi malah orang lain ngira sebaliknya?
Terus apa yang harus gue lakuin? Ngebela diri?
Marah2 dan klarifikasi kenyataan yang bener itu seperti apa?
Sekarang gue lebih baik menjauh, ya kayaknya itu hal yang paling tepat gue lakuin.
Capek sama pikiran orang lain yang gak akan mungkin bisa kita rubah.
tapi anda selalu merespon negatif ke saya.
Saya maklum sih karena mungkin rasa sayang anda mengalahkan kecemburuan anda terhadap saya.
Tapi pertanyaannya, apakah anda yakin kalo manusia yang anda cintai harus diperlakukan seperti itu?
Semua orang punya hak bersosialisasi,
punya hak untuk berteman,
punya hak untuk menjalin persahabatan.
Dan dia juga punya privacy yang tak layak bagi seorang pacar untuk mengutak atik privacy apalagi membatasi dengan siapa dia berteman.
Saya berkata seperti itu bukan tanpa alasan..
Daun yang gugur itu gak akan pernah bisa untuk tumbuh di pohon lagi..
Yang sudah biarlah berlalu..
Berlalu bukan tanpa arti..
Ingat saya jangan saat kau butuh, saya pergi bukan tak ingin bersahabat denganmu.
Tapi karena ada hati yang harus kau jaga, bukan hati yang akan saya gores lagi..
Ini jalan saya, ini pilihan saya, untuk tidak mengusik hidup kalian berdua lagi..
Bukan tanpa alasan,
alasan yang pasti karena kebahagian sahabat lebih penting dari kebahagiaan saya sendiri.
Hingga nanti kamu tau,
Benar atau tidak pilihanku bersikap seperti ini..
Dan agar kamu tau,
Benar atau tidak pilihanmu menjatuhkan hati ke dia..
Komentar
Posting Komentar