Kepercayaan
Derasnya
air hujan dan wangi tanah basah ini mengajak hati dan perasaan yang entah
bagaimana rasanya ini untuk bercerita.
Ya sudah teramat lama tidak dapat bebas berkata bebas bersua mengungkapkan semua penat di hati ini.
Ya sudah teramat lama tidak dapat bebas berkata bebas bersua mengungkapkan semua penat di hati ini.
Semua berjalan sesuai rencana, amat indah terlihat namun
kita setiap hari menjalani dengan keluh dihati.
Awalnya terasa biasa namun lambat laun semua sudah ada waktu dimana untuk lelah mengeluh.
Mengeluh tanpa adanya perubahan, mengeluh ini itu masalah kerjaan, masalah waktu, masalah cinta dan masalah keluarga.
Awalnya terasa biasa namun lambat laun semua sudah ada waktu dimana untuk lelah mengeluh.
Mengeluh tanpa adanya perubahan, mengeluh ini itu masalah kerjaan, masalah waktu, masalah cinta dan masalah keluarga.
Manusia layaknya pohon yang awalnya dirawat dijaga namun
ketika telah besar iya akan rapuh dimakan usia hingga tak ada lagi seorang
untuk berteduh dibawahnya.
Ya kita tak selamanya bisa bergantung dengan orang lain dan memaksa orang untuk melakukan sesuatu untuk kita.
Ya kita tak selamanya bisa bergantung dengan orang lain dan memaksa orang untuk melakukan sesuatu untuk kita.
Semua berawal dari kesadaran diri, kesadaran akan baik atau
tidaknya hal yang kau lakukan. Seberat apapun seteguh apapun kamu memohon orang lain untuk berubah bahkan
menuruti apa maumu, yah kamu seakan hanya manusia tolol yang selalu mematukkan
semua nasihat kepadanya yang dia sendiri tak tau kapan akan berubah.
Ya memang saya wanita yang teramat polos tapi tidak untuk
dibodohi.
Kesal? Ya saya
teramat kesal
Merasa amat bodoh? Ya
seperti itulah
Lalu apa yang bisa saya lakukan?
Untuk sekian kalinya begitu, bisa saya maafkan. Ketika semua
terjadi kembali dan kembali lagi.
Yang patut dipertanyakan bukan apakah kamu dimaafkan?
Tidak, yang pantas dipertanyakan adalah apakah masih ada
rasa percaya dihati ini.
Terkadang lucu melihat realita ini, mengapa yang tidak
diinginkan malah terjadi?
Apa itu memang sudah ada alurnya.
Maaf? Kata yang amat sering diucapkan namun sulit
dipertanggung jawabkan di kemudian hari.
Untuk hal yang kedua agak sulit untuk memaklumi.
“Kepercayaan”
Satu kata yang amat sederhana namun hanya sedikit yang dapat
predikat itu dihati banyak orang.
Ketika seseorang sudah dipercaya apakah layak jika dia
berlaku seenaknya?
Saya tau semua dan juga saya iri dengan semua itu.
Saya tau semua dan juga saya iri dengan semua itu.
Tapi
apakah pernah ada pikiran untuk menjaga kepercayaan tersebut dan berlaku sesuai
dengan tanggung jawab yang ada?
Kita kadang perlu untuk sedikit saya merasakan beban orang
lain, untuk apa?
Untuk tau bagaimana rasanya dibebankan? Bukan.
Tapi agar kelak kamu tidak
menjadi beban untuk orang banyak.
Namun serumit apapun dan sebaik apapun kamu, ketika
kepercayaan itu hilang?
Komentar
Posting Komentar