Orang Ketiga

Entah mulai darimana perempuan selalu curiga sama pria.
Mungkin tidak semua tapi memang sebagian begitu.

Pada saat umur masih sangat kecil mungkin sekitar SD kelas 2 sangat terekam diotak ini kalau orang tua bertengkat karena orang ketiga.

Setiap hari rasanya seperti di neraka,
setiap malam tengah malam selalu bertengkar kencang.
Aku hanya bisa memeluk guling dan menangis kencang.
Waktu itu sepertinya saat dimana aku senangnya baca dan pegang hp orang tuaku.

Kemudian aku menemukan sms yang tidak seharusnya, dan aku kasih tau mama.
Kemudian bertengkar terus dan lagi.
Setelah aku dewasa aku mengerti kenapa orang tua khilaf untuk selingkuh dan akhirnya sadar akan kesalahannya.

Ketika sekarang sudah besar,
aku membelikan hp untuknya.
Namun karena rasa trauma perselingkuhan itu kecurigaan timbul kembali dan selalu curiga karena dengan adanya reuni dan kontekan via handphone bisa menimbulkan hal hal yang tidak diinginkan antar suami istri.

Untuk kedua kalinya aku sangat menyesal, karena secara tidak langsung aku yang membuat mereka bertengkar.
Ya sekarang mereka bertengkar karena rasa trauma bayang2 sakit hati atas perselingkuhan.

Mungkin yang namanya rumah tangga pasti banyak cobaan karena ini pintu awal untuk bab pelajaran baru.
Aku tidak suka pelakor ya baik itu sengaja atau tidak sengaja.
Apalagi pelakor itu mereka yang masing2 tau punya suami dan sudah punya anak.

Entah apa yang dipikirkan mereka.
Lelaki kadang suka menyepelekan kekhawatiran pasangannya.
Jadi jika sudah terjadi cuma akan ada air mata dan penyesalan.

Aku tidak mau rantai perceraian yang terjadi di background keluargaku terjadi lagi.
Cukup kakek nenekku saja tidak untuk orang tuaku.
Ya Allah semoga engkau selalu melindungi keluarga kami.
Aaaaamiiiiiiiiiin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukan Tanpa Alasan

Sabar